Motif batik Sogan sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Jawa beberapa abad lalu. Batik ini, didominasi oleh warna cokelat muda dan memiliko motif yang khas seperti, bunga dengan aksen titik-titk atau lengkungan garis. Dulunya, batik ini dipakai raja-raja di Jawa khususnya keraton kesultanan Solo. Namun, sekarang dapat dipakai oleh siapa saja, baik warga keraton maupun orang biasa. Batik Sogan merupakan salah satu jenis batik bernuansa klasik. Dinamakan batik sogan karena pada awal mulanya, proses pewarnaan batik ini menggunakan pewarna alami yang diambil dari batang kayu pohon soga. Batik Sogan klasik merupakan jenis batik yang identik dengan daerah keraton Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo, motifnya pun biasanya mengikuti pakem motif-motif klasik keraton. Sogan Yogya dan Solo juga dapat dibedakan dari warnanya. Biasanya sogan Yogya dominan berwarna coklat tua-kehitaman dan putih, sedangkan sogan Solo berwarna cokelat-oranye dan cokelat.
Warna klasik batik Sogan sendiri sarat dengan makna. Ini dijelaskan dalam Serat Wirid Hidayat Jati, warna kekuningan keemasan merupakan bagian dari simbol keraton bangsa burung, bangsa makhluk penerbang, warna lokus dari perjalanan rohani setelah tersingkapnya alam Siriyah.
Corak warna tersebut merupakan simbol-simbol yang telah dikenal sebelum hadirnya Islam di tanah Jawa, dan dalam perkembangannya kemudian diolah kembali oleh para Wali Songo. Di dalam pakem batik Sogan terdapat lima warna penting sebagai sebagai simbol nafsu manusia, menurut Serat Wirid Hidayat Jati. Kelima corak warna tersebut adalah hitam, merah, kuning, putih dan hijau.
Disebutkan hitam sebagai simbol nafsu lawwamah atau keduniawian. Merah sebagai simbol nafsu amarah, kuning sebagai simbol nafsu sufiyah dan putih simbol nafsu muthmainah atau kebaikan. Sedangkan warna coklat sebagai warna penuh kekhidmatan dan kekhususkan tradisi Jawa yang banyak menitikberatkan pada aspek batiniah, baik sebagai bentuk ekspresi maupun impresi warna.
Komentar
Posting Komentar